Kerajaan Demak: Pendiri, Sejarah, Silsilah, dan Peninggalannya
Kerajaan Demak – pada awalnya adalah sebuah daerah yang dikuasi oleh Kerajaan Majapahit. Saat Kerajaan Majapahit runtuh, Demak memisahkan diri dari Ibu Kota di Bintaro. Dengan begitu, Demak menjadi Kerajaan Islam pertama dan terbesar di Pulau Jawa. Pendiri Kerajaan Demak pertama kali adalah Raden Patah yang masih keturunan dari Majapahit dengan seorang putri dari Campa. Dibawah ini akan kita bahas secara lengkap sejarah, pendiri, silsilah, dan peninggalan Kerajaan Demak.
Daftar isi
A. Sumber Sejarah Kerajaan Demak
Sebelum jadi Kerajaan, Demak mulanya hanya sebuah wilayah yang terdiri dari daerah Glogoh (Bintaro) yang masih menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit. Lantas bagaimana awal mula terciptanya Kerajaan Demak? Dibawah ini akan kita bahas sejarah Kerajaan Demak menjadi tiga bagian yaitu masa awal, masa keeamasan, dan masa kemunduran.Kerajaan Demak Kesultanan Demak | |
---|---|
1475–1554 | |
Ibukota | Bintara, Demak, Prawata, Pati, Jipang, Cepu |
Bahasa | Jawa Kuno (Berkembang menjadi bahasa jawa modern seperti sekarang) |
Agama | Islam |
Bentuk Pemerintahan | Kesultanan |
Raja-raja Demak (Sultan Demak) | Raden Fatah (1475-1518) Pati Unus (1518-1521) Trenggana (1521-1546) Sunan Prawata (1546-1547) Arya Penangsang (1547-1554) |
Sejarah | Berdirinya kota pelabuhan Demak (1475) Demak menjadi Vazal Pajang (1554) Masa Awal (abad ke 15) Masa Keemasan (abad ke 16) Masa Kemunduran (1554) |
Pelabuhan | Pelabuhan Niaga (disekitar Bonang) Pelabuhan Militer (disekitar Teluk Wetan) |
Pendahulu | Kerajaan Majapahit |
Pengganti | Kerajaan Pajang |
Peninggalan | Masjid Agung Demak Pintu Bledeg Soko Tatal dan Soko Guru Bedug dan Kentong Masjid Agung Demak Situs Kolam Wudhu Masjid Agung Demak Maksurah-maksurah Dampar Kencana Piring Campa |
1. Masa Awal Kerajaan Demak
Pada akhir abad ke 15, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran. Secara otomatis beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri, bahkan beberapa wilayah yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang dan saling mengklaim sebagai ahli waris tahta Majapahit.Sementara itu, Demak yang berlokasi di wilayah utara pantai Jawa hadir sebagai kawasan yang mandiri. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang masih keturunan Majapahit dan dianggap sebagai putra Majapahit terakhir bersama seorang putri dari Campa.
2. Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Pada awal abad ke 16, Kerajaan Demak sukses menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa. Tidak ada satupun kerajaan lain di Pulau Jawa yang dapat menandingi usaha kerajaan ini dalam hal memperluas kekuasaannya dengan menundukkan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di Nusantara.3. Masa Kemunduran Kerajaan Demak
Terjadi pemberontakan pada tahun 1554 yang dilakukan oleh Adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan dari Arya Penangsang. Dalam kejadian ini Arya Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya yang merupakan anak angkat Joko Tingkir. Terbunuhnya Arya Penangsang (Raja Demak ke 5) maka berakhirlah era Kerajaan Demak. Joko Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.B. Letak Geografis Kerajaan Demak
Secara geografis Kerajaan Demak berada di daerah Jawa Tengah. Kerajaan Demak awalnya berdiri atas bantuan dari Bupati pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur tepatnya di daerah Bintaro yang merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit.Kerajaan Demak Bintaro mempunyai dua pelabuhan, yaitu:
- Pelabuhan niaga, terletak disekitar Bonang (Demak)
- Pelabuhan Militer, terletak di sekitar Teluk Wetan (Jepara)
C. Silsilah Kerajaan Demak
Beginlah asal-usul keluarga pendiri Kerajaan Demak, lihat gambar dibawah ini.Seperti yang disebutkan diatas bahwa Kerajaan Demak dulunya adalah bagian dari Kerajaan Majapahit yang memisahkan diri setelah keruntuhannya. Raden Patah sebagai keturunan asli majapahit mendirikan Kerajaan Demak, dia dikarunia lima orang anak yakni; Pati Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen, Sultan Trenggana, Raden Kanduwuran, dan Raden Pamekas.
Dari kelima anaknya, yang pernah menjabat sebagai raja adalah Pati Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen dan Sultan Trenggana. Tapi, yang paling memiliki peran besar yaitu Raden Patah sebagai pendiri kerajaan dan kedua anaknya Pati Unus dan Sultan Trenggana. Kenapa? Karena ketika kerajaan berada di bawah kepemimpinan Pangeran Sekar Seda Lepen, jabatan raja hanya dapat bertahan sebentar karena dibunuh oleh anak dari Sultan Trenggana.
Sultan Trenggana memiliki anak bernama Sultan Prawoto. Kemudian Sultan Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Seda Lepen. Setelah itu, Arya Penangsang juga dibunuh oleh Sutawijaya anak angkat Jaka Tingkir, hal ini sekaligus jadi akhir era Kerajaan Demak.
D. Masa Pemerintahan
Dibawah ini adalah masa-masa pemerintah yang berlangsung di Kerajaan Demak dari awal hingga akhir pemerintahannya.1. Masa Pemerintahan Raden Patah
Raden Patah mendapat gelar kehormatan sebagai Sultan Alam Akbar al Fatah. Dibawah kepemimpinannya, Kerajaan Demak berhasil menjadi pusat penyebaran Agama Islam dan menjadi kerajaan yang besar. Selama 18 tahun (1500-1518) menjabat sebagai Raja, Raden Patah sudah membangun Masjid Agung Demak serta alun-alun di tengah Kota Demak.Kedudukan kerajaan ini dalam pusat penyebaran Agama Islam semakin jaya setelah Malaka jatuh ketangan Portugis. Akan tetapi, hal ini juga membuat kerajaan Demak terancam. Raden Patah kemudian mengutus Pati Unus untuk merebut Malaka dari tangan Portugis. Kerajaan Demak tak sendiri dalam hal ini, dibantu oleh Aceh dan Palembang. Namun hal itu tak cukup untuk membantu karena kelengkapan senjata menjadi masalah utama kegagalan misi Pati Unus.
2. Masa Pemerintahan Pati Unus
Masa pemerintahan Pati Unus merupakan masa pemerintahan yang paling singkat, yakni dari tahun 1518 sapai 1521. Meskipun singkat, Pati Unus berhasil memberikan gertakan kepada Portugis. Pati Unus memperoleh gelar Pangeran Sebrang Lor karena memiliki keberanian untuk melawan Protugis demi merebut Malaka. Walaupun misi nya gagal, pati unus sempat mengirim katir yang menyebabkan Portugis kekurangan makanan.3. Masa Pemerintahan Sultan Trenggana (Masa Kejayaan Kerajaan Demak)
Masa pemerintahan sultan Trenggana mulai dari tahun 1521 hingga 1546 dan menjadi masa pemerintahan paling lama. Dibawah kepemimpinannya, kerajaan Demak memperolah masa kejayaan. Dengan karakternya yang bijaksana dan gagah berani mampu membuat rakyat patuh dan tunduk padanya.Dimasa ini wilayah kerajaan diperlebar dari Jawa Timur menuju Jawa Barat. Di tahun 1522, beliau mengirim pasukan ke Sunda Kelapa untuk mengalahkan Portugis di bawah pimpinan Fatahillah. Kemudian di tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Kerajaan Demak dan berganti nama menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan sempurna.
Sultan Trenggana memiliki angan-angan untuk menyatukan Pulau Jawa dibawah Kerajaan Demak. Satu per satu strategi ia lakukan untuk meraih cita-cita tersebut diantaranya menyerang daerah Pasuruan (Kerajaan Hindu Supit Urang) namun gagal karena Sultan Trenggana meninggal dunia, menyerang Jawa Barat dan juga mengadakan perkawinan politik.
Penyerangan ke Jawa Barat (Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon) dipimpin oleh Fatahillah berhasil ditaklukkan. Sedangkan untuk perkawinan politik yang dilakukan oleh Sultan Trenggana seperti menikahkan putrinya dengan Adipati Jepara, Fatahillah dengan adiknya, Pangeran Pasarehan (Raja Cirebon) dengan putrinya, dan Jaka Tingkir Adipati Pajang dengan putrinya.
E. Kehidupan Kerajaan Demak
Dibawah ini akan kita bahas secara singkat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya di Kerajaan Demak.1. Kehidupan Politik Kerajaan Demak
Didirikan oleh Raden Patah dengan gelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Panatagama. Sistem pemerintahannya adalah kerajaan atau kesultanan dengan menganut Agama Islam. Setelah wafatnya Raden Patah, digantikan oleh Pati Unus yang dulunya seorang panglima armada laut Kerajaan Demak. Setalah wafatnya Pati Unus, digantikan oleh Sultan Trenggana dan membawa puncak kejayaan bagi Kerajaan Demak.2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak
Kerajaan Demak mengambil peran penting dalam berbagai aktivitas perekonomian antar pulau, karena menjadi salah satu kerajaan yang memiliki pelabuhan terbesar di Nusantara. Selain itu, Demak memiliki daerah pertanian yang cukup luas dan menjadi sumber penghasil bahan makanan pokok seperti beras dan lainnya. Hal ini membuat aktivitas perdagangan semakin meningkat.Kerajaan Demak juga melakukan impor barang untuk meningkatkan ekonomi. Barang yang di ekspor antara lain lilin, madu, dan beras. Barang-barang ini di ekspor ke Malaka melalui pelabuhan Jepara. Dari kegiatan inilah Kerajaan Demak mendapatkan keuntungan yang besar.
3. Kehidupan Sosial dan Budaya
Dengan menganut ajaran Islam, kehidupan sosial dan budaya di kerajaan Demak bisa dibilang hidup dengan tentram dan teratur. Kerajaan Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali songo yang menyebarkan ajaran islam di Pulau Jawa.F. Peninggalan Kerajaan Demak
Walaupun kerajaan Demak sudah runtuh, tapi masih ada peninggalan-peninggalan kerajaan Demak yang masih bisa kita lihat dan rasakan sampai saat ini. Peninggalan ini akan menjadi saksi bisu bahwa Kerajaan Demak pernah berkuasa dan berdiri di Indonesia ini. Diantara peninggalan tersebut adalah:1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak merupakan salah satu bangunan peninggalan kerajaan Demak yang masih kokoh berdiri sampai saat ini. Masjid ini bisa kamu lihat di Desa Kauman, Demak – Jawa Tengah. Masjid ini memiliki nilai sejarah dan menjadi simbol keislaman masyarakat Demak. Pertama kali didirikan oleh para Walisongo di tahun 1497, masjid ini menjadi salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia dan sudah mengalami beberapa kali pemugaran.
Masjid Agung Demak sekaligus menjadi bukti autentik bahwa kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa. Kalau dilihat dari arsitektur dan struktur bangunannya, masjid ini memiliki tampilan yang khas dan memukau. Pada bagian bangunan induk, masjid ini ditopang oleh empat tiang utama yang disebut saka guru. Bagian atap berbentuk limas dan bagian pintu diukir khusus yang disebut pintu bledeg.
2. Pintu Bledeg
Seperti yang saya sebut diatas, bahwa pintu dari masjid agung demak sangatlah khas. Dibuat oleh Ki Ageng Selo, nama pintu itu adalah bledeg yang artinya pintu petir. Konon pintu ini terbuat dari petir yang menyambar pohon yang kemudian di buat menjadi pintu yang diukir.
Pintu ini sudah dijadikan pintu utama Masjid Agung Demak sejak tahun 1466, namu saat ini sudah di museumkan dan diganti dengan pintu lain.
3. Soko Tatal atau Soko Guru
Masih bagian dari Masjid Agung Demak, empat tiang utama bangunan masjid ini dinamakan soko guru. Masing-masing tiang memiliki diameter 1 meter yang berfungsi sebagai penyangga masjid. Tiang ini dibuat sendiri oleh Sunan Kalijaga.
Saat pembuatan tiang oleh sunan Kalijaga hanya ada 3 buah tiang yang jadi. Untuk menutupi kekurangan 1 soko guru maka dibuatlah soko yang terbuat dari Tatal (serpihan kayu). Dengan kekuatan spiritual nya, serpihan kayu tadi menjadi soko tatal dan jadilah 4 tiang yang kita lihat saat ini.
4. Bedug dan Kentongan Masjib Agung Demak
Mengingat usia bedug dan kentongan yang sudah tua, kedua benda ini sudah tidak digunakan lagi. Tapi, kamu masih bisa melihat benda ini di Masjid Agung Demak dan menjadi objek wisata bersejarah yang ada di Demak.
5. Situs Kolam Wudhu Masjid Demak
Tempat wudhu ini dulunya digunakan oleh para musafir dan para santri untuk berwudhu ketika masuk waktu sholat. Tempat berwudhu orang dulu memang seperti kolam yang dapat menampung banyak air, sekarang sudah jarang kita temui tempat wudhu berbentuk seperti ini.
Tempat wudhu ini sekarang juga sudah tidak berfungsi lagi, karena dialih fungsikan menjadi situs bersejarah peninggalan kerajaan Demak. Kamu masih dapat melihat tempat ini ketika berkunjung ke Masjid Agung Demak.
6. Maksurah-maksurah
Maksurah adalah sebutan untuk ukiran kaligrafi yang ada di dalam dinding masjid agung demak. Maksurah-maksurah ini terukir dengan indah dan menyatu dengan arsitektur Masjid. Menurut sejarah, dinding masjid sudah dibuat pada tahun 1866 yang saat itu menjabat adalah Aryo Purbaningrat.7. Dampar Kencana
Dampar Kencana adalah sebutan untuk singgasana Sultan Kerajaan Demak. Dampar kencan ini juga pernah digunakan sebagai mimbar khutbah di Masjid Agung Demak sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Sultan Kerajaan Demak. Tapi, saat ini dampar kencana sudah tidak digunakan lagi dan disimpan di dalam museum Masjid Agung Demak.
8. Piring Campa
Piring campa merupakan piring yang diukir dengan bentuk unik yang berasal dari putri campa (ibu dari Raden Patah). Beliau merupakan keturunan Pasai yang memeluk agama Islam. Diketahui ada 65 piring yang diberikan oleh putri campa, dimana sebagian dari piring tersebut dipasang di dinding Masjid Agung Demak dan sebagian lainnya di letakkan di tempat imam. Dengan adanya piring-piring ini menambah nilai filosofis Masjid Agung Demak.
G. Kesimpulan
Pendiri kerajaan Demak adalah Raden Patah keturunan asli Kerajaan Majapahit. Demak menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa dan menjadi salah satu penyebar ajaran islam di Pulau Jawa. Pengaruh kerajaan demak sangatlah besar dalam misi penyebaran Agama Islam, bahan para raja juga ikut dalam misi ini. salah satunya dengan cara meluaskan wilayah kekuasaan dan memerangi kerajaan Hindu lainnya.Peran para wali songo juga mendorong kerajaan demak dapat terus bertahan. Walaupaun diakhir keruntuhannya kerajaan demak diwarnai oleh perebutan kekuasaan, namun sudah meninggalkan pengaruh besar bagi Islam.
Dilihat dari peninggalan Kerajaan Demak, paling di dominasi oleh Masjid Agung Demak. Hal ini menjadi bukti bahwa kerajaan islam terbesar ada di demak dulunya. Semoga artikal ini bermanfaat dan menambah wawasan kita mengenai sejarah Kerajaan Demak.
Baca pula: Sumber Sejarah Kerajaan Galuh: Raja, Letak, Keruntuhan dan Peninggalan
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak
https://www.yuksinau.id/kerajaan-demak/
Post a Comment for "Kerajaan Demak: Pendiri, Sejarah, Silsilah, dan Peninggalannya"
= > Silahkan berkomentar sesuai artikel diatas
= > Berkomentar dengan url ( mati / hidup ) tidak akan di publish